Gambar: Wikipedia.org
Sistem
religius/
kepercayaan
Merupakan produk manusia sebagai homo religius.
Manusia yang memiliki
kecerdasan pikiran dan perasaan luhur tanggap bahwa diatas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut kemudian menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang
menjadi agama.
Terdapat
beberapa unsur yang universal dalam pengertian religi atau kepercayaan ini,
antara lain kepercayaan terhadap kekuatan gaib yang lebih tinggi dari manusia,
berbagai hal yang dilakukan manusia untuk berkomunikasi dan mencari hubungan
dengan kekuatan-kekuatan tersebut, bentuk-bentuk religi kuno sampai pada
kemunculan agama. Sistem religi dalam kerangka budaya suatu masyarakat memiliki
tiga unsur utama yaitu sistem keyakinan, sistem upacara keagamaan dan umat
penganut religi tersebut. Dalam sistem keyakinan, gagasan, pelajaran, aturan
agama, dongeng suci atau riwayat suci tercantum dalam suatu himpunan buku-buku
suci yang biasa juga dianggap sebagai kesusastraan.Unsur religi jika dijabarkan
sebagai berikut:
- Emosi keagamaan, yaitu kekuatan yang menggerakkan jiwa manusia untuk melakukan kegiatan keagamaan dan merupakan pusat dari segala konsep religi yang diyakini manusia
- Sistem keyakinan, berwujud nilai-nilai tentang keyakinan dan konsep manusia akan sifat-sifat Tuhan, alam gaib, kejadian-kejadian alam, kekuatan sakti serta makhluk halus
- Sistem ritus dan upacara, merupakan kelakuan manusia dalam kegiatan keagamaan yang resmi diketahui masyarakat, setidaknya oleh kelompok keagamaan. Dalam sistem ritus terdiri dari:
- komponen upacara yang meliputi tempat upacara, saat upacara, benda-benda
upacara dan orang yang melakukan upacara
- kesenian khusus dalam upacara antara lain sesaji, berkurban, berdoa, makan
bersama, menari, berprosesi/ berkirab atau pawai, upacara seni drama, berpuasa,
intoxikasi atau perbuatan yang memabukkan atau menghilangkan kesadaran diri
para pelaku upacara, bertapa dan bersamadi
- Umat agama, yaitu kelompok yang meyakini dan melaksanakan ajaran agama yang dianut. Kesatuan masyarakat yang menjadi pusat aktivitas religius dapat berupa beberapa tipe yaitu keluarga, kelompok kekerabatan unilineal, komunitas dan perkumpulan-perkumpulan khusus
Para ahli antropologi
mengemukakan, paling sedikit ada 8 bentuk religi di dunia:
1. Fetisism, yaitu bentuk religi berdasarkan kepercayaan akan adanya
jiwa dalam bentuk benda-benda tertentu dan terdiri dari aktivitas-aktivitas
keagamaan guna memuja benda-benda berjiwa. Misalnya Simegere di Mentawai
2. Animisme, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan bahwa
alam sekeliling tempat tinggal manusia dihuni berbagai macam ruh, dan terdiri
dari berbagai kegiatan keagamaan guna memuja roh – roh tadi
3. Animatism, tidak merupakan bentuk religi, melainkan suatu sistem
kepercayaan bahwa benda-benda serta tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa dan dapat
berfikir seperti manusia. Kepercayaan itu tidak menyebabkan adanya kegiatan
keagamaan, walaupun dapat menjadi unsur dalam suatu religi
4. Prae-animism (kadang disebut dynamism), yaitu bentuk
religi berdasarkan kepercayaan pada kekuatan sakti yang ada dalam segala hal
yang luar biasa dan terdiri dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang berpedoman
pada kepercayaan tersebut
5. Totemism, yaitu bentuk religi yang terdiri dari kelompok-kelompok
kekerabatan unilineal yang didasarkan berasal dari para dewa dan leluhur yang
terikat tali kekerabatan dan terdiri dari kegiatan-kegiatan keagamaan untuk
memuja mereka serta mempererat kesatuan dalam kelompok unilineal masing-masing.
Tiap kelompok mempunyai lambangnya (totem) sendiri dapat berupa jenis hewan,
tumbuh-tumbuhan, gejala alam atau benda yang melambangkan dewa leluhur
kelompoknya. Contoh, suku-suku di Irian dengan tiang (mbis), atau sapi
merupakan totem bagi umat Hindu India
6. Polytheism, yaitu religi yang didasarkan kepercayaan akan adanya
suatu hierarki dewa-dewa dan terdiri dari upacara-upacara untuk memuja para
dewa tadi
7. Monotheism, yaitu religi yang didasarkan kepercayaan adanya satu
dewa, yaitu Tuhan dan kegiatan-kegiatan upacaranya bertujuan untuk memuja Tuhan
tersebut
8. Mystic, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan satu
Tuhan yang dianggap menguasai seluruh alam semesta dan terdiri dari
upacara-upacara yang bertujuan untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan tersebut.
Dalam banyak
agama manusia berupaya untuk mendekatkan dirinya pada Tuhan (pantheism). Tetapi
ada konsep bahwa manusia menjadi satu dengan Tuhan berdasarkan nalar bahwa
segala hal di dunia (termasuk manusia dan lingkungannya) adalah bagian dari
Tuhan (monism).
Fungsi Agama/Religi/Kepercayaan
a. Fungsi Edukatif
Mencakup tugas
mengajar dan tugas bimbingan. Berbeda dengan instansi (institusi profan), agama
dianggap sangggup memberikan pengajaran yang otoritas, bahkan dalam hal-hal
yang sakral. Agama menyampaikan ajarannya melalui perantara ; upacara
(perayaan) keagamaan, khotbah, renungan, pendalaman rohani maupun diluar
perayaan liturgis. Untuk melaksanakan tugas ditunjuk sejumlah fungsionaris,
misalnya : syaman, kyai, pendeta, pedanda dan imam
b. Fungsi Penyelamatan
Agama
mengajarkan keselamatan hidup di dunia dan keselamatan setelah kehidupan di
dunia. Untuk mencapai kebahagiaan tersebut agama mengajarkan cara-cara yang
khas.
c. Fungsi
Pengawasan Sosial
Masing-masing
agama mempersatukan umatnya yang berbeda ras, suku dan kebudayaan. Dan perilaku
umat yang berbeda tersebut disamakan dalam ajaran agama dan ritualitas sehingga
akan memupuk persaudaraan dan akan saling menjalankan fungsi pengawasan. Jika
nilai kebaikan agama benar-benar dilaksanakan dalam kehidupan akan dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 1998. Buku Paket Antropologi. Jakarta : PN Balai Pustaka
Dhohiri, Taufik Rohman dkk . 2006. Antropologi 1, SMA Kelas XI,
Jakarta : Yudhistira
Haviland, W. A, .1999. Antopologi jilid I. Jakarta : Erlangga
_____________ . 1999, Antropologi jilid II. Jakarta : Erlangga
Koentjoroningrat. 1992. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta :
PT Dian Rakyat
_____________.1996, Pengantar Antropologi. Jakarta : PT Rineke Cipta
Seokanto, S. 1987. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : Rajawali
Press
Sri Agus .
2007. Antropologi untuk SMA kelas XI Progam Bahasa. Jakarta : Ganeca
Exact
Koentjaraningrat, “Pengantar Imu Antropologi”
1986, Jakarta, Aksara
Baru.
Komentar
Posting Komentar